Buat Septianti Dwi Kartika, semoga saja suatu saat ia menemukan cinta sejati tanpa dibubuhi dengan kebohongan dan tak perlu menutupi karakter asli seseorang, bukan cinta penuh kepalsuan. Sebab cinta yang sempurna adalah cinta tanpa kebohongan, berjalan dengan apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi, menerima apa adanya setiap kekurangan pasangan, agar kebahagiaan itu tak meninggalkan kekecawaan apalagi penderitaan berkepanjangan.
Terlepas dari itu semua, ucapan terimakasih dihaturkan kepada Septianti Dwi Kartika atas puisi kirimannya, terpenting atas kepercayaannya kepada ZodiakLopedia.Com, mudah-mudahan fasilitas Kirim Tulisan yang disediakan bisa membantu kalian dalam meluahkan isi hati dan perasaan Anda tanpa tekanan apapun.
Menjadi Pendusta
Kembali mengulang..
Goresan fatal..
Menderu menjadi dosa..
Mengkhianat yang mencinta..
Membentuk tulus yang baru..
Tanpa seizinnya..
Terlalu bening kebohongan itu..
Aku..
Berjalan dalam tengah..
Bertopeng dihadapannya..
Berusaha baik menghadapinya..
Hingga tak pernah tau..
Fajar berputar kesekian kali..
Terus berdusta, mendusta, menjadi pendusta..
Cinta tak lagi putih,,
Menjadi debu, seketika tak terus terang..
Terus menutupi..
Meski ketulusan tersakiti..
Melangkah tanpa arah,,
Menatap tak berpandangan..
Berpikir tanpa rencana..
Menjadi kepulan dusta..
Tak sanggup memilih..
Hanya berharap malaikat berucap..
Menanti keajaiban atau kesakitan..
Terjerembab dalam cinta dan perih..
Semakin perih,,
Ketika pedih mengisi..
Mengisi relung kesungguhan yang tulus..
Oleh Septianti Dwi Kartikaseptiantidwikartika@rocketmail.com
Begitulah untaian kata dari puisi Menjadi Pendusta, lihat pula Puisi cinta romantis: Keyakinan Cinta yang mengisahkan penantian seorang wanita untuk menunggu cinta sejatinya dengan segala keyakinannya dan kepercayaannya. Menunggu sang kekasih datang untuk menjemput cintanya, cinta yang selama ini dipersembahkan untuk kekasih sejati.